Muliakan Sastra?

13
Sastra dalam pemahaman awam, identik dengan proses kelahiran imajinasi seseorang kedalam bentuk karya materil. Yang pasti ia adalah karya kreatif yang mungkin lahir dari keseharian atau yang hanya terbetik dalam benak pengarang saja. Karya sastra menjadi bernilai ketika ia sesuai dengan kaidah-kaidah dan sesuai pada hukumnya sendiri, yakni struktur sastra.

Batasan kebenaran dalam sastra menjadi sangat absurd, ketika yang tersaji didalamnya hanya berdasarkan keyakinan dan pendirian pengarangnya, tapi ia juga bisa juga menjadi kebenaran absolut, bila yang tersaji didalamnya berdasarkan penerjemahan faktual yang tersampaikan secara jujur

Ketika menikmati sastra, seseorang akan menemukan hal-hal yang baru yang sulit terlukis dengan kata, tapi sangat memberi arti bagi spirit kehidupan kesehariannya. Kadang ia mencari sesuatu secara kualitatif dari karya sastra, sesuatu yang bisa memperkaya batin atau sesuatu yang bermanfaat dengan suasana yang estetis.

Keinginan seseorang membaca dan memahami karya sastra sering disebabkan oleh keinginan mencari kepuasan batiniah dan emosionalnya. Ketika ia ingin terhibur dengan sesuatu yang terasa lain dari kenyataan hidup, maka sering ia mendapatkan itu dalam kesusastraan.
Dalam kacamata Jalaluddin Al-Rumy, karya sastra merupakan saripati kehidupan yang telah diolah dan diramu sedemikian rupa dan dibentuk sesuai struktur hukum sastra itu sendiri, yang kemudian pada hakikatnya membentuk bangun yang indah dan estetik. Terlepas dari siapapun yang merangkainya, apakah dia anak kecil, remaja, dewasa atau orang tua sekalipun. Tak ada batasan usia yang menyekat sebuah karya sastra lahir dalam kurun keseharian manusia.

Pemenuhan kebutuhan ruang yang kosong dalam pengembaraan jiwanya akan keindahan serta ekspresi ritmik kehidupan, pergolakan batin, dan kadang rasa ingin tahu mengiring seseorang menikmati karya sastra.

Beranjak dari tak ada kebakuan yang kongkrit tentang struktur sastra setiap zamannya, maka akan terasa sangat ironi ketika ada pemahaman bahwa sastra-sastra lama tak laku lagi zaman sekarang, apalagi dengan semakin canggihnya pasilitas dunia saat ini. 

semakin tua usia zaman semakin bebaslah sastra itu dari ikatan-ikatan hukumnya sendiri. Namun itu adalah sebuah proses yang harus dicermati sebagai fitrah manusia pengarangnya sendiri. Bahwa ia akan terus mencari bentuk-bentuk sesuai dengan keinginan dan pemahamannya tentang dunia sastra itu sendiri. Dan itupun sebuah keniscayaan.

Sebagai khatimah, mungkin kita harus mempunyai iltizam (komitmen) yang kuat untuk terus berkarya tanpa harus menyikut sastrawan-sastrawan lain demi untuk kesempatan popularitas, irama zamanlah yang akan menentukan karya sastra itu bermutu atau tidak, karena sastra itu sendiri adalah irama warna zaman. 

Sumber  : Berbagai Modul Sastra.

Posting Komentar

13Komentar
  1. wahh... ilmu sastra ea.. sayang nih jurusan bahasa n sastra di skulq udah di hapus... jd sedih.. nie... hemh.. tapi tetap bangga njika masih ada org yang pduli pda sastra.. good job guys

    BalasHapus
  2. salam sobat.sastra memang harus diwariskan ,terutama untuk para generasi muda supaya lestari budaya sastra di Indonesia.

    BalasHapus
  3. Sebagai generasi muda kita harus turut serta dalam melestarikan sastra yang merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki negara lain.

    BalasHapus
  4. yaps, sastra wajib di pertahankan oleh generasi muda, kalau bukan kita siapa Lagi??

    BalasHapus
  5. Wah, bagus sekali kata - katanya gan... :D
    Jarang2 neh blogger satrawan.. :D
    lanjutkan terus gan :D

    BalasHapus
  6. perkembangan sastra memang mengikuti corak hidup yang semakin canggih.., tapi itu tidak menjadi masalah selama masih bisa kita nikmati. selamat sore semua..

    BalasHapus
  7. sastra merupakan cermin kebudayaan dasar bangsa, sejak dulu china memasukan sastra dalam kurikulum sekolahnya... mengambil intisarinya untuk filsafat kehidupan.sukses bang.

    BalasHapus
  8. aku suka dengan semua kalimat dalam paragraf terakhir.otak benar.sukaaa.

    BalasHapus
  9. Assalamu'alaikum..
    saya setuju.Dan kepopularan sebuah sastra juga tergantung dari keahlian pengarang bagaimana mengungkapkan kata-kata khas mereka,sehingga mampu membidik hati pembaca.
    A nice post.
    Wassalam..

    BalasHapus
  10. susah yaa klo ngomongin tentang sastra. eh mungkin saya aja yang emang gak tau gakgakgakgak..

    BalasHapus
  11. jadi ketika semangat memuliakan sastra turun... itu tandanya ta?

    BalasHapus
  12. tulisan yg manis.salam kenal.safri.

    BalasHapus
Posting Komentar