MATA itu..????

2
Pagi yang Cerah, Selalu di ikuti siang merekah, detik berlalu mengumandangkan sore kan tiba. Sore itu adalah sore yang sangat indah dengan nuansa sunset isyaratkan meronanya sang senja, berpuluh-puluh tahun yang lalu. Rambut uban lelaki tua ronta dengan topi jerami miliknya selagi ia menebang pohon bambu untuk menyeberangi sungai. Ia terus berharap, penantiannya seakan tak akan pernah pupus walau kenyataan berkata; raganya telah tenggelam atas dinginnya angin dalam hempasan senja menyambut malam.
Samar-samar ia mendengar irama teratur hentakan kaki kuda yang berlari mendekat di atas jalan setapak yang dijejali semak belukar liar. Dengan gelisah ia mengawasi beberapa penunggang kuda memutari tikungan. Ia membiarkan beberapa kuda lewat, tanpa berusaha untuk menarik perhatian. Lalu, satu lagi lewat, dan satu lagi. Hingga akhirnya, penunggang kuda yang terakhir mendekati tempat si orang tua yang duduk bersandar di atas
dedaunan kering. Saat penunggang kuda yang terakhir ini mendekat, si orang tua menangkap lemas mata penunggang kuda yang menghampirinya. ia pun bertutur; "Tuan, maukah anda memberikan tumpangan pada saya ke kampung seberang? Kelihatannya hutan ini terlalu penuh dengan semak belukar dan mungkin tak ada jalan untuk berjalan kaki." Sambil menghentikan kudanya, si penunggang menjawab;"Tentu.saja. Naiklah di belakangku." Melihat Orang tua tersebut tak mampu mengangkat kakinya untuk naik ke atas kuda, si penunggang kuda turun dan menolongnya naik ke atas kuda. Si penunggang membawa orang tua itu bukan hanya ke kampung seberang, namun terus ke tempat tujuan dimana orang tua tersebut akan bersinggah, yang hanya berjarak beberapa kilometer. Selagi mereka mendekati gubuk sederhana, rasa ingin tahu si penunggang kuda atas sesuatu, mendorongnya untuk bertanya; "Pak, saya lihat tadi bapak membiarkan penunggang-penunggang kuda lain lewat, tanpa berusaha meminta tumpangan. Saya ingin tahu kenapa di tengah hutan dan pada malam musim dingin seperti ini Bapak mau menunggu dan minta tolong pada penunggang terakhir. Bagaimana jika saya tadi menolak dan meninggalkan bapak di sana?" Orang tua tersebut menurunkan tubuhnya perlahan dari kuda, memandang tepat di kelopak mata si penunggang kuda dan menjawab; "Saya sudah lama tinggal di daerah ini. Saya rasa saya cukup kenal dengan*Orang*" Si orang tua melanjutkan langkahnya perlahan sembari berkata; "Saya cukup memandang mata penunggang yang lain, dan langsung tahu bahwa di situ tidak ada rasa perhatian pada keadaan saya. Pasti percuma saja saya minta tumpangan. Tapi waktu saya melihat matamu, kebaikan hati dan rasa kasihmu terasa jelas ada pada dirimu. Saya tahu saat itu juga bahwa jiwamu yang lembut akan menyambut kesempatan untuk memberi saya pertolongan pada saat
saya membutuhkannya." penjelasan yang menghangatkan hati itu menyentuh si penunggang kuda dengan dalam. "Saya berterima kasih sekali atas perkataan bapak", ia berkata pada si orang tua."Mudah-mudahan saya tidak akan terlalu sibuk mengurus masalah saya sendiri hingga saya gagal menanggapi kebutuhan orang lain."Seraya berkata demikian, si penunggang kuda itu, memutar kudanya dan melanjutkan perjalanannya.
Kau tak akan pernah tahu kapan kau akan memerlukan orang lain, atau kapan seseorang memerlukanmu. Kebijakan dari seluruh hidupmu melukis sebuah citra dimatamu, yang membantu orang lain melihat, menemukan pertolongan yang ia butuhkan, dan bahwa masih ada keutamaan lain di dunia ini dari pada sekedar peduli dengan dirimu sendiri, yaitu kepedulianmu pada orang lain, sahabatmu atau benar-benar orang lain. Maka bila ada sahabat atau seseorang memerlukan perhatian atau bantuanmu, atau meminta maaf atas satu kesalahan, itu karena ia menghormati dan menghargai kebaikan yang pasti ada dalam jiwamu. Kau dapat menghormati juga permintaan itu, atau kau meninggalkannya di tengah jalan sendirian. 

Baca buku-buku baru dibawah ini ya.. :)

The Adventures of Sherlock HolmesPride And PrejudiceThe Girl with the Dragon TattooAlice in WonderlandUnbroken: A World War II Story of Survival, Resilience, and RedemptionThe Confession: A NovelThe Justice GameThe Year She FellGulliver's Travels (Qualitas Classics)Gulliver's travels into several remote nations of the worldThe Girl Who Kicked the Hornet's Nest
Tags

Posting Komentar

2Komentar
Posting Komentar