Hidup = Serius bukan Genius

4

Apakah kalian menyangka bahwa Kami ciptakan kalian main main kemudian kalian tidak dikembalaikan kepada Kami, Maha Tinggi Allah Raja Yang Haq, tidak ada ilaah yang berhak disembah kecuali Dia Pemelihara ‘Arsy yang agung.QS Mukminun ayat : 115-116.
Ayat di atas membimbing iman dengan hari kiamat sebagai hari pertanggungan jawab atas segala perbuatan manusia, dan keseriusan hidup dengan logika yang sangat meyakinkan, kalau ada seorang raja, telah membuat aturan, memberikan janji dan ancaman, kemudian tidak pernah mengevaluasi rakyatnya, mana yang taat dan durhaka, mana yang loyal dan mana yang mbangkang, tidak memberikan reward maupun punishment, pastilah dikatakan bahwa raja tersebut tidak bijak, kemudian kalau diperhatikan kehidupan manusia di dunia, ada yang selama hidupnya sangat baik, kemudian mati dan belum mendapatkan balasan atas kebaikannya, kemudian ada yang selalu terdhalimi sepanjang hidupnya, kemudian meninggal dan belum mendapatkan pengadilan dan pembelaan atas orang yang mendhaliminya, yang lain ada yang hidupnya penuh dengan kedhaliman, sampai mati belum mendapatkan pembalasan atas kedhalimannya, apakah masuk akal bahwa hidup berhenti dengan kematian, tanpa ada kehidupan lagi? Padahal Allah mengatakan Dia yang paling adil, semua akan mendapatkan balasan atas semua yang dilakukan baik atau buruk. Allah telah memberikan perintah dan larangan, aturan dan batasan batasan, Allah sebagai raja yang haq, tidak masuk akal kalau Dia tidak  merealisasikan janjiNya, maka harus ada hari kiamat hari dibangkitkannya manusia untuk memberikan orang baik balasan atas kebaikannya, dan orang buruk balasan atas keburukannya, orang yang terdhalimi mendapatkan pembelaan atas orang yang mendhaliminya.
Ayat diatas juga membimbing kaum muslimin untuk hidup serius, konsen terhadap tujuan dan cita cita hidup, tidak terlena dengan permainan, dan senda gurau kecuali sekedar untuk hiburan yang tidak melalaikan dari tujuan utama. semua alam semesta telah menjalankan tugasnya dengan baik , kecuali manusia yang banyak menghabiskan waktu hidupnya, potensi dan kekayaan alam hanya untuk hal hal yang remeh, padahal doanya seorang mukmin ketika berfikir atas ciptaan Allah:”wahai Rabb kami, Engkau tidak menciptakan alam semesta ini dengan sia sia, Maha suci Engkau, jagalah kami dari api neraka” diajari berdoa seperti ini karena kebanyakan hidup kita tidak serius, berjam-jam, berhari-hari dilewatkan untuk hal yang tidak bernilai ibadah.
Seperti yang terjadi disekitar kita olah raga sesuatu yang baik, jika tujuannya untuk menjaga kesehatan, melatih hidup kerja sama, bersinergi, tetapi jika olah raga dijadikan kegiatan utama hidupnya, anggaran besar dari Negara hanya untuk kejuaraaan lomba sepak bola yang menyita perhatian besar mulai dari presiden, para menteri, DPR, tokoh masyarakat, seakan akan dengan menangnya Indonesia dalam merebut piala menjadi kemuliaan bangsa, padahal hidup para timnas hanya dihabiskan untuk olah raga, kemudian apa kontribusi hal tersebut dalam mencerdaskan bangsa, memajukan perekonomian, meningkatkan moralitas bangsa? Tidak ada, yang ada olah raga jadi ajang perjudian, melalaikan ibadah, kemudian yang paling berbahaya melupakan persoalan yang lebih besar. Sekali lagi bukan olah raga tidak penting, ia penting tapi kalau, diberikan perhatian yang berlebihan, kemudian menjadi bius masyarakat agar lupa ibadah, lupa porsaalan hakiki, ini yang berbahaya. Ustadz Sayyaf pimpinan mujahidin Afganistan pernah mengatakan : jika dokter ingin mengapuntasi anggota tubuh pasien, memberikan bius kepadanya agar ketika dipotong tidak terasa sakit, demikian juga barat ketika akan mengkoyak koyak tubuh kaum muslimin, mereka memberikan bius kepada kaum muslimin dengan permainan olah raga dan disibukkan dengan lomba olimpiade internasiaonal agar lupa terhadap persolan yang menimpa kaum muslimin dari penjajahan dan kerusakan kerusakan moral.
Hidup harus diisi dengan hal yang membikin kita senyum di akherat, Allah swt mengatakan : “pada hari kalian dikumpulkan di hari pengumpulan, itulah hari semua orang merasa rugi” QS At-taghabun ayat : 10, ahli sorga menyesal atas satu menit yang dilewatkan tanpa dzikrullah, ahli sorga merasa merugi atas satu menit yang lupa dari dzkrullah karena besarnya pahala dzkrullah, bagaimana orang yang melewatkan hari harinya, bulan bulannya, dan tahun tahunnya kosong dari dzkrullah atau disi dengan kemaksiatan.
Kalau diperhatikan berapa biaya yang dikeluarkan untuk pertandingan pertandingan, kemudian betapa besarnya perhatian presiden sampai memesan ratusan tempat untuk menyaksikan pertandingan, apakah sebesar itu perhatian para pembesar negeri ini atas lomba lomba ilmiah, lomba hifdzul Qur’an?
Ayat di atas menuntut kita serius dalam menghadapi kehidupan ini, kalau kita perhatikan grafik kemaksiatan besar, judi, perampokan uang Negara, maupun rakyat, minuman keras, pergaulan bebas, perusakan aqidah tauhid, tersebarnya aliran dan pemikiran sesat, kristenisasi, jauhnya masyarakat dari Allah dengan mengakarnya kesyirikan, sebaliknya shalat, baca Al-Qur’an dan mempelajarinya,dan kewajiban kepada Allah dilalaikan. walaupun dalam kondisi bencana, seperti yang disaksikan ketika adanya tsunami aceh atau merapi meletus, ratusan orang mengungsi di amsjid, mereka mendapatkan bantuan dari orang orang masjid, keuangan masjid, tapi yang shalat sangat sedikit, walauapun mereka tidur di masjid, bahkan ketika ta’mir masjid mengadakan acara tausiyah, tidak ada yang datang, ketika mereka dicari ternyata mereka didapatkan di acara hiburan campur sari yang menampilkan biduan biduan  setengah telanjang, subhanallah dalam kondisi bencana tidak ingat Allah, diingatkan tentang Allah tidak mau, bahkan dihibur dengan hal yang menambah jauh dari Allah, bahkan lebih naïf lagi ada satu pos pengungsian, dekat pos polisi, di sana bebas minum minuman keras dan judi.
Bukankan kewajiban kifayah banyak ditinggalkan, karena asumsi sudah ada yang melaksanakan, padahal fardhu kifayah menjadi beban semua orang sampai kewajiban itu dilakukan secara cukup, sampai kristenisasi terbendung, da’wah terlaksana dengan sempurna, narkoba hilang. dalam kondisi belum terlaksana dengan baik, amar ma’ruf dan nahi mungkar kewajiban semua orang, baik dengan terjun langsung atau dengan membantu sesuai dengan kemapuan sampai kewajiban tersebut terselesaikan dengan prima, di waktu itu kita bisa bebas dari dosa dan berharap ampunan Allah atas kekurangan.
Sorga Allah sangat mahal, maka harus dikejar dengan harga mahal, neraka sangat pedih maka harus dihindari dengan tebusan semahal apapun, kehidupan ini harus diisi dengan ibadah, menegakkan syari’at Allah sehingga terjaga agama masyarakat, makmurnya kehidupan mereka, terjaganya akal, dan jiwa serta kehormatan mereka dari hal hal yang merusak. jangan sampai kita dilupakan dan dilalaikan dengan tayangan telivisi, berita Koran, bacaan majalah komik yang menghancurkan produktifitas ummat Islam dalam membangun bangsa yang besar, kemudian menjaga keseimbangan hidup tanpa dengan kelalaian dan dosa.  memberiakan semua pihak akan haknya, kemudian hidup seimbang antara hak dan kewajiban, antara mihrab masjid dan kantor, Allah berkata: “ ( kaum laki laki yang tidak melalaikan mereka bisnis dan jual beli dari mengingat Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, mereka takut akan hari yang mata dan hati mereka berbolak balik) QS An-Nuur ayat : 37.


Semoga Menjadi Suatu pencerahan.
Langganan Artikel Gratis. Silahkan Daftarkan Email Anda.
Andika Faris

Posting Komentar

4Komentar
  1. semakin mendasar postingnya mas?hohoho..

    BalasHapus
  2. Allahu Akbar... Allah saya hidup di hati saya.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah.. semoga berkah mas.

    BalasHapus
  4. Bismillahirrohmanirrohim. kite-kite mentukai tulisannya.

    BalasHapus
Posting Komentar