“Apakah kalian menyangka bahwa Kami ciptakan kalian main main kemudian kalian tidak dikembalaikan kepada Kami, Maha Tinggi Allah Raja Yang Haq, tidak ada ilaah yang berhak disembah kecuali Dia Pemelihara ‘Arsy yang agung.QS Mukminun ayat : 115-116.
Minggu, Februari 13, 2011
4
Ayat
di atas membimbing iman dengan hari kiamat sebagai hari pertanggungan jawab
atas segala perbuatan manusia, dan keseriusan hidup dengan logika yang sangat
meyakinkan, kalau ada seorang raja, telah membuat aturan, memberikan janji dan
ancaman, kemudian tidak pernah mengevaluasi rakyatnya, mana yang taat dan
durhaka, mana yang loyal dan mana yang mbangkang, tidak memberikan reward
maupun punishment, pastilah dikatakan bahwa raja tersebut tidak bijak, kemudian
kalau diperhatikan kehidupan manusia di dunia, ada yang selama hidupnya sangat
baik, kemudian mati dan belum mendapatkan balasan atas kebaikannya, kemudian
ada yang selalu terdhalimi sepanjang hidupnya, kemudian meninggal dan belum
mendapatkan pengadilan dan pembelaan atas orang yang mendhaliminya, yang lain
ada yang hidupnya penuh dengan kedhaliman, sampai mati belum mendapatkan
pembalasan atas kedhalimannya, apakah masuk akal bahwa hidup berhenti dengan
kematian, tanpa ada kehidupan lagi? Padahal Allah mengatakan Dia yang paling
adil, semua akan mendapatkan balasan atas semua yang dilakukan baik atau buruk.
Allah telah memberikan perintah dan larangan, aturan dan batasan batasan, Allah
sebagai raja yang haq, tidak masuk akal kalau Dia tidak merealisasikan
janjiNya, maka harus ada hari kiamat hari dibangkitkannya manusia untuk
memberikan orang baik balasan atas kebaikannya, dan orang buruk balasan atas
keburukannya, orang yang terdhalimi mendapatkan pembelaan atas orang yang
mendhaliminya.
Ayat
diatas juga membimbing kaum muslimin untuk hidup serius, konsen terhadap tujuan
dan cita cita hidup, tidak terlena dengan permainan, dan senda gurau kecuali
sekedar untuk hiburan yang tidak melalaikan dari tujuan utama. semua alam
semesta telah menjalankan tugasnya dengan baik , kecuali manusia yang banyak
menghabiskan waktu hidupnya, potensi dan kekayaan alam hanya untuk hal hal yang
remeh, padahal doanya seorang mukmin ketika berfikir atas ciptaan Allah:”wahai
Rabb kami, Engkau tidak menciptakan alam semesta ini dengan sia sia, Maha suci
Engkau, jagalah kami dari api neraka” diajari berdoa seperti ini karena
kebanyakan hidup kita tidak serius, berjam-jam, berhari-hari dilewatkan untuk
hal yang tidak bernilai ibadah.
Seperti
yang terjadi disekitar kita olah raga sesuatu yang baik, jika tujuannya untuk
menjaga kesehatan, melatih hidup kerja sama, bersinergi, tetapi jika olah raga
dijadikan kegiatan utama hidupnya, anggaran besar dari Negara hanya untuk
kejuaraaan lomba sepak bola yang menyita perhatian besar mulai dari presiden,
para menteri, DPR, tokoh masyarakat, seakan akan dengan menangnya Indonesia
dalam merebut piala menjadi kemuliaan bangsa, padahal hidup para timnas hanya
dihabiskan untuk olah raga, kemudian apa kontribusi hal tersebut dalam
mencerdaskan bangsa, memajukan perekonomian, meningkatkan moralitas bangsa?
Tidak ada, yang ada olah raga jadi ajang perjudian, melalaikan ibadah, kemudian
yang paling berbahaya melupakan persoalan yang lebih besar. Sekali lagi bukan
olah raga tidak penting, ia penting tapi kalau, diberikan perhatian yang
berlebihan, kemudian menjadi bius masyarakat agar lupa ibadah, lupa porsaalan
hakiki, ini yang berbahaya. Ustadz Sayyaf pimpinan mujahidin Afganistan pernah
mengatakan : jika dokter ingin mengapuntasi anggota tubuh pasien, memberikan
bius kepadanya agar ketika dipotong tidak terasa sakit, demikian juga barat
ketika akan mengkoyak koyak tubuh kaum muslimin, mereka memberikan bius kepada
kaum muslimin dengan permainan olah raga dan disibukkan dengan lomba olimpiade
internasiaonal agar lupa terhadap persolan yang menimpa kaum muslimin dari
penjajahan dan kerusakan kerusakan moral.
Hidup
harus diisi dengan hal yang membikin kita senyum di akherat, Allah swt
mengatakan : “pada hari kalian dikumpulkan di hari pengumpulan, itulah hari semua
orang merasa rugi” QS At-taghabun ayat : 10, ahli sorga menyesal
atas satu menit yang dilewatkan tanpa dzikrullah, ahli sorga merasa merugi atas
satu menit yang lupa dari dzkrullah karena besarnya pahala dzkrullah, bagaimana
orang yang melewatkan hari harinya, bulan bulannya, dan tahun tahunnya kosong
dari dzkrullah atau disi dengan kemaksiatan.
Kalau
diperhatikan berapa biaya yang dikeluarkan untuk pertandingan pertandingan,
kemudian betapa besarnya perhatian presiden sampai memesan ratusan tempat untuk
menyaksikan pertandingan, apakah sebesar itu perhatian para pembesar negeri ini
atas lomba lomba ilmiah, lomba hifdzul Qur’an?
Ayat
di atas menuntut kita serius dalam menghadapi kehidupan ini, kalau kita
perhatikan grafik kemaksiatan besar, judi, perampokan uang Negara, maupun
rakyat, minuman keras, pergaulan bebas, perusakan aqidah tauhid, tersebarnya
aliran dan pemikiran sesat, kristenisasi, jauhnya masyarakat dari Allah dengan
mengakarnya kesyirikan, sebaliknya shalat, baca Al-Qur’an dan
mempelajarinya,dan kewajiban kepada Allah dilalaikan. walaupun dalam kondisi
bencana, seperti yang disaksikan ketika adanya tsunami aceh atau merapi
meletus, ratusan orang mengungsi di amsjid, mereka mendapatkan bantuan dari
orang orang masjid, keuangan masjid, tapi yang shalat sangat sedikit, walauapun
mereka tidur di masjid, bahkan ketika ta’mir masjid mengadakan acara tausiyah,
tidak ada yang datang, ketika mereka dicari ternyata mereka didapatkan di acara
hiburan campur sari yang menampilkan biduan biduan setengah telanjang,
subhanallah dalam kondisi bencana tidak ingat Allah, diingatkan tentang Allah
tidak mau, bahkan dihibur dengan hal yang menambah jauh dari Allah, bahkan
lebih naïf lagi ada satu pos pengungsian, dekat pos polisi, di sana bebas minum
minuman keras dan judi.
Bukankan
kewajiban kifayah banyak ditinggalkan, karena asumsi sudah ada yang
melaksanakan, padahal fardhu kifayah menjadi beban semua orang sampai kewajiban
itu dilakukan secara cukup, sampai kristenisasi terbendung, da’wah terlaksana
dengan sempurna, narkoba hilang. dalam kondisi belum terlaksana dengan baik,
amar ma’ruf dan nahi mungkar kewajiban semua orang, baik dengan terjun langsung
atau dengan membantu sesuai dengan kemapuan sampai kewajiban tersebut
terselesaikan dengan prima, di waktu itu kita bisa bebas dari dosa dan berharap
ampunan Allah atas kekurangan.
Sorga
Allah sangat mahal, maka harus dikejar dengan harga mahal, neraka sangat pedih
maka harus dihindari dengan tebusan semahal apapun, kehidupan ini harus diisi
dengan ibadah, menegakkan syari’at Allah sehingga terjaga agama masyarakat,
makmurnya kehidupan mereka, terjaganya akal, dan jiwa serta kehormatan mereka
dari hal hal yang merusak. jangan sampai kita dilupakan dan dilalaikan dengan
tayangan telivisi, berita Koran, bacaan majalah komik yang menghancurkan
produktifitas ummat Islam dalam membangun bangsa yang besar, kemudian menjaga
keseimbangan hidup tanpa dengan kelalaian dan dosa. memberiakan semua
pihak akan haknya, kemudian hidup seimbang antara hak dan kewajiban, antara
mihrab masjid dan kantor, Allah berkata: “ (
kaum laki laki yang tidak melalaikan mereka bisnis dan jual beli dari mengingat
Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, mereka takut akan hari yang mata
dan hati mereka berbolak balik) QS An-Nuur ayat : 37.
Semoga Menjadi Suatu pencerahan.
semakin mendasar postingnya mas?hohoho..
BalasHapusAllahu Akbar... Allah saya hidup di hati saya.
BalasHapusAlhamdulillah.. semoga berkah mas.
BalasHapusBismillahirrohmanirrohim. kite-kite mentukai tulisannya.
BalasHapus