.... dan 67 Hari Setelah Merayakan Valentine Day.

2
Hari ini tepat hari yang banyak orang bilang hari kasih sayang (Valentine Day), Budaya barat tersebut sudah menjadi tradisi lahir dan batin bagi masyarakat Indonesia khususnya dikalangan remaja.
Kasih sayang, waah sudah Kasih ditambah Sayang, sepertinya berlebihan ya jika dikhususkan hanya kepada kekasih hati/pasangan/pacar kita. Maklumat yang sudah menjadi dampak negatif tersebut tidak pernah surut, bahkan terus bertambah, pasalnya dihari kasih sayang ini idealnya dimanfaatkan untuk hal-hal negatif.

Hari kasih sayang yang selalu ditunggu-tunggu oleh para remaja, terus menitik beratkan kepada cinta yang dimiliki, segala sesuatu yang dilakukan/diperbuat seakan-akan segalanya menjadi halal meski sudah tau perbuatannya berpasal haram. Jika boleh sedikit koreksi segala kenyataan dan jalan hidup semua tentang hari kasih sayang tersebut tidak lain adalah  expression (pengungkapan) dan planing (perencanaan) untuk menyambut tanggal 22 April mendatang, jarak waktu 67 hari tersebut adalah jarak waktu pembuktian kasih sayang kita yang sebenarnya, tidak lain untuk Bumi. Lho kenapa begitu? Coba berpikir jauh kedepan dengan mengutip referensi perubahan-perubahan dari pergantian zaman, contoh ya.. Kenapa manusia zaman dulu batas usianya jauh lebih diatas rata-rata usia zaman sekarang, manusia zaman dulu standar akhir usianya bisa mencapai 90-140 Tahun, sedangkan zaman sekarang hidup selama 70 Tahun saja sudah bersyukur (Astaqfirlah). Ungkap boleh ungkap, bukan kuasa Tuhan, diri sendiri yang tidak konsisten terhadap segala sesuatunya disekitar/lingkungan kita.

Kembali terindek tentang lingkungan sebagai penyebab meyusutnya umur manusia di zaman sekarang, coba Anda sadari sejenak, Anda memberi segala sesuatunya dihari ini (Valentine Day) kepada kekasih Anda, pandangan layaknya Anda memberikan sebatang cokelat dan setangkai bunga mawar segar. Sadar tidak tentang dampak postif dan negatif pemberian Anda tersebut terhadap Bumi yang tentunya mengurangi batas usia kita? Jika kita perdalam lagi dampak positif dan negatifnya dari cokelat, cokelat memang lezat, cokelat dikenal bermanfat untuk kesehatan. Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa coklat memiliki khasiat untuk kesehatan. Zat bio-aktifnya berupa anti oksidan memang diyakini bermanfaat dari sisi medis atau ilmiah, dan secara psikologis mengkonsumsi cokelatpun dapat menimbulkan rasa nyaman dan tenang, iya kan sob..??? Ehemmss... Namun begitu jangan sampai terperdaya dengan khasiat dari cokelat ya. Ada baiknya mempertimbangkan lagi dan lebih bijaksana  lagi memilih produk cokelat, karena bukan mustahil Anda justru akan mendapat kerugiannya ketimbang manfaat yang diharapkan dari sosok cokelat yang kini justru menghilangkan kandungan flavanols karena rasanya yang pahit. Walhasil, banyak produk cokleat yang beredar di pasaran saat ini hanya didominasi lemak dan gula saja. Padahal kedua zat ini justru merupakan musuh bagi jantung dan pembuluh darah. Banyak riset yang menyatakan bahwa mengkonsumsi cokelat dapat mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah dan menghilangkan capek, eits jangan salah cokelat justru bisa memperdaya semua itu lho.
Ketika perusahaan cokelat membuat gula-gula, bahan cokelat alami padat yang membuat warna menjadi lebih hitam serta flavanols yang rasanya pahit, justru dihilangkan. Oleh karena itulah, coklat yang terlihat hitam pun bisa jadi tidak mengandung flavanol. Konsumen juga selalu dibuat buta dengan kandungan flavanol dalam coklat sebab produsen jarang memberi keterangan mengenai informasi ini dalam produknya, meskipun flavanols terkandung dalam sebuah produk cokelat, para pecinta cokelat harus tetap mewaspadai zat atau kandungan lainnya. Setan dalam cokelat hitam adalah lemak, gula dan juga kalori yang terkandung di dalamnya. Belum lagi tempat cokelat yang dominan menggunakan almunium, plasik, bahkan mika yang merupakan limbah keras untuk diterima oleh alam, syukur-syukur nyampah dari bungkus cokelat tersebut bisa dikatakan biadab dalam menyikapinya untuk alam.

Ketika setangkai mawar yang Anda tidak ketahui seberapa sakit pohon dari bunga mawar tersebut waktu dipetiknya, menangislah pohon dari induk setangkai bunga mawar dan akhirnya sulit untuk kembali berbunga. Kepunahan mungkin saja bisa terjadi jika kita (manusia)  tidak akan berhenti menukar kelestarian lingkungan dengan kehendak pribadi (cinta) yang hanya dapat dinikmati sejenak saja. Bukankah masih banyak alternatif selain bunga mawar/bunga hidup yang harus dijadikan simbol dihari kasih sayang ini???

Jika kita kembali berpikir menggunakan logika (tanpa mengikuti daya hasrat dalam cinta) tentunya akan berpikir jernih bagaimana harusnya mengungkapkan arti cinta secara global dan jauh kedepan serta mengindetifikasi segala kekurangan yang kita rasakan sekarang. Sebagai contoh mini; terasa sejuk/segar tidak nafas yang Anda hirup (khusus di daerah kota) diluar rumah atau di dalam rumah??? AC (Air Conditioner) yang Anda andalkan ya? AC juga seperti nafas Anda, tidak akan kuat jika harus menanggung polusi udara. Jika ingin membuktikan seperti yang sudah saya alami, coba dalam sebulan saja Anda merokok/membuat asap didalam ruangan AC, Anda rasakan sendiri bagaimana kondisi AC tersebut dalam sebulan dibubuhi asap. bedakan saja apa yang terjadi, syukur-syukur AC Anda masih bertahan untuk hidup. Polusi memang tergolong kejam bagi pernafasan semua makluk hidup, apalagi jika kita tidak menyeimbangkan dengan proses penghijauan, bisa-bisa masker yang biasa kita pakai juga turut berduka karena pulusi.

Berlalu sudah hari kasih sayang tersebut, dan sekarang apa yang kita dapat dari pemberian cokelat dan mawar? Hanya semu, sangat tidak berguna jika kita bandingkan dengan keluhan alam atas nyampah dari kado, kemasan cokelat, dan pembantaian terhadap sang mawar. Apa tindakan Anda selama 67 hari kedepan untuk menyambut hari Bumi? Mau menanam pohon? Cukup mustahil bagi para remaja yang umumnya gengsi dan masih terbilang pemalas. Lalu apa tanggung jawab Anda atas perbuatan Anda di hari Valentine yang tentunya merusak alam? Mungkin hampa pikiran Anda jika mengetahui semua ini.

Hari kasih sayang tidak hanya untuk bersenang-senang, tidak hanya untuk kepentingan Anda dengan pasangan Anda. dengan Orang Tua, Sahabat. Jika kita globalkan untuk semua orang-orang yang Anda sayangi, harusnya lebih mengabdi kepada alam dalamskandal bagaimana caranya Anda dapat mewujudkan udara yang segar. Sekaranglah waktunya Anda membuktikan bentuk tanggung jawab Anda atas kesalahan perbuatan di hari Valentine, waktu Anda tersisa 67 hari, jadi tolong manfaatkan dengan bijak, buatlah program nyata dalam melestarikan alam dan buktikan di tanggal 22 April besok bahwa Anda telah berhasil membuat sedikit senyuman untuk Bumi. Terima kasih.


Semoga Menjadi Suatu pencerahan.
Langganan Artikel Gratis. Silahkan Daftarkan Email Anda.
Andika Faris

Posting Komentar

2Komentar
Posting Komentar